Nikah di Hari Kerja? Emang Banyak yang Dateng?

Berhubung waktu itu gue melangsungkan pernikahan di hari Jum’at, maka pertanyaan yang paling banyak ditanyain orang adalah tentang alasan kenapa gue milih hari tersebut. Nah, disini gue akan berbagi, bukan cuma alesan kenapa nikah di Hari Jum’at aja, tetapi juga gimana cara menyikapinya kalau ada di anatara kalian yang dihadapkan pada kondisi yang sama dengan gue, dimana pilihan hari pernikahan bukan berada pada hari libur seperti kebanyakan orang.

Pertama gue harus bilang: selama penghulunya bersedia, hari apapun ga akan jadi masalah besar bro! Jadi shantaiii aja…

Berdasarkan pengalaman, begitu nerima undangan, rata-rata orang emang bakal mengernyitkan dahi trus nanya:

“Loh, Jum’at ya?”

“Kenapa Jum’at?”

“Kenapa ngga Sabtu atau Minggu?”

“Kenapa kamu tega nikah sama orang lain?” (ngarep punya fans berat :p)

Pertanyaan ini kalau dijawab emang bisa panjang sih. Jadi seringnya gue jawab asal-asalan yang  penting beres semisal “biar seru aja”, “biar ga ganggu waktu libur lo”, “soalnya Sabtu gue pramuka, Minggu gue nonton Doraemon”, dan lain sebagainya, toh abis itu mereka terima-terima aja.

Tapi, kalo lo termasuk yang serius pengen tahu kenapa gue milih hari Jum'at sebagai hari pernikahan, ya coba ya gue jawab dengan serius juga. Ekhem... Sebenernya hari Jum’at itu pilihan bokap gue dengan beberapa alasan yang sangat bisa diterima dan kemudian disetujui oleh semua pihak baik dari keluarga gue dan keluarga suami gue. Diantaranya: karena Jum’at hari spesial bagi umat muslim sampai2 disebut ‘Ied (hari raya) yang berulang-ulang setiap pekan. Jum’at juga waktu yang mustajab untuk berdo’a. Selain itu, Jum’at juga jadi hari pernikahan: Nabi Adam AS dengan Hawa, Nabi Yusuf AS dengan Zulaikha, Nabi Musa AS dengan Shofura, Nabi Sulaiman AS dengan Bilqis, Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah, Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah, dan juga Nabi Muhammad SAW dengan Siti Aisyah. Itulah pertimbangannya kenapa Jum’at jadi PILIHAN keluarga kami untuk melangsungkan pernikahan.

Tapi penjelasan di atas bukan mengartikan yang nikahnya Sabtu, Minggu, atau hari-hari lain ga baik ya. Semua hari pasti baik kok, dan memang tidak ada hari larangan dalam Islam untuk menikah. Semua hari diperbolehkan. Yang penting SAH dan berkah. Paling penting lagi untuk diinget: jangan sampe kamu menentang orang tua cuma gara-gara memperdebatkan hari dan tanggal ya. Kalau kamu maunya Sabtu tapi ortu dan camer keukeuh pengen Minggu, ya ga usah dibikin perdebatan yang berkepanjangan. Ridho Allah adanya di ridho orang tua, jadi kalau mau apa yang kita lakukan diridhoi Allah, ya pastikan kedua ortu kita ridho terlebih dulu. Bukan begitu sodara2?

Hasilnya gimana tuh? Banyak ga tamu yang dateng?

Awalnya ngerasa takut banyak yang ga dateng karena hari kerja. Tapi, percaya ga percaya hampir semua tamu yang kami harapkan kehadirannya, pada dateeeng. Jadi, hari apapun acara nikahan berlangsung, beneran bukan masalah yang serius kok. Kalau tamu yang diundang beneran niat mau dateng, mereka akan dateng di hari H, kalaupun berhalangan, mereka akan sangat meluangkan waktu untuk dateng di hari-hari berikutnya. 

Biar banyak tamu yang hadir meski weekday, ada beberapa cara menyiasatinya nih. Pertama kamu bisa bikin waktu acara yang lebih panjang misal dari pagi sampai jam 7 malam wich is pilihan venue-nya bisa di rumah ataupun di gedung serbaguna yang harganya bersahabat jika digunakan full day. Pilihan kedua, kamu bisa mengadakan acara mulai sore hingga malam hari. Dengan begitu teman-temanmu yang bekerja, bisa meluangkan waktu hadir setelah jam pulang kantor.

Nah, meskipun begitu, bukan berarti ngundang tamu ga pake strategi yaaah. Ada beberapa hal yang harus kamu catet nih. Karena jumlah tamu akan sangat menentukan jumlah makanan yang dipesan, kamu harus tahu cara menghitung estimasi tamu yang akurat dikaitkan dengan hari, waktu, dan lokasi acara supaya makanan yang disiapin ga kurang tapi juga ga mubazir. Bisa cek di: Biar Catering Ngga Mubazir, Ini Cara Menghitung Estimasi Jumlah Tamu Undangan